Kompleks Makam
Datuk Muhammad Yudha dimakamkan di kompleks makam sebelah tenggara istana yang dikelilingi pagar tembok ini dikelilingi pagar tembok setinggi 150 cm. Di kompleks itu juga terdapat banyak makam dari keturunan dan sanak keluarga. Tidak seperti makam orang kebanyakan, salah satu dinding pembatas bagian kompleks makam ini berbentuk gunungan.
Di kompleks makam tersebut terdapat sekurangnya tiga macam nisan antara lain:
1. Nisan yang berbuat dari batu monolit (6 buah)
2. Berbentuk pipih (7 buah)
3. Berbentuk gada (5 buah)
.Dalam budaya Melayu, bentuk nisan juga memiliki makna tersirat. Gambar tersebut adalah batu nisan makam Datuk Muhammad Yuda. Batu nisan ini berbentuk bulat di bagian atasnya, menunjukkan yang dimakamkan disitu adalah seorang laki-laki. Kemudian di bagian atas ditutupi dengan kain yang berwarna kuning melambangkan warna diraja (kerajaan) yang berkonotasi terhadap kekuasaan.
Gambar nisan di sebelahnya berbentuk pipih dan bersegi. Bentuk seperti itu menunjukkan makam seorang perempuan dan tidak boleh diberi kain kuning sekalipun dari kalangan raja (keluarga raja). Karena perempuan adalah diisyaratkan untuk mendampingi laki-laki.
Sumur Keramat
Menurut Datuk Azminsyah, terdapat sebuah sumur di bagian belakang istana yang digunakan untuk pemandian raja beserta istri atau pemaisurinya. Dahulu, tepat di atas pemandian tersebut terdapat sebuah ruangan tempat raja atau datuk makan yang aksesnya bisa langsung ke tempat pemandian tersebut.
Sebagian masyarakat beranggapan bahwa air sumur di bagian belakang istana tersebut mempunyai kekuatan tersendiri sehingga dikeramatkan. Datuk Azminsyah mencontohkan bahwa pada tahun 1975, satu keluarga dari Medan, sekitar delapan orang, berkunjung ke istana. Salah seorang adalah
seorang anak kecil yang berusia 6 tahun dan mengidap penyakit bisu. Orang tua dari anak tersebut memberikan seteguk air dari sumur Istana Niat Lima Laras.. Setelah beberapa hari kemudian anak tersebut dapat mulai berbicara seperti halnya anak yang seusia dengannya.
Beranjak dari peristiwa itu maka tersebarlah cerita bahwa sumur yang berada di Istana Niat Lima Laras mempunyai kekuatan gaib yang mampu menyembuhkan penyakit bisu. D tahun yang sama Istana Niat Lima Laras juga didatangi oleh beberapa orang dari Pekan Baru yang mengatakan bahwa mereka mempunyai penyakit susah tidur malam dan berhajat untuk meminum air di sumur tersebut. Konon, setelah meminum air sumur tersebut, sebagaimana diceritakan Datuk Azminsyah, penyakit susah tidur tersebut berangsur sembuh.
Menurut Datuk Azminsyah, Istana Niat Lima Laras hampir setiap tahun kedatangan tamu dari dalam maupun luar daerah dengan hajat untuk menyembuhkan penyakit bahkan untuk penjemput jodoh.
Pada tahun 1983 M Istana Niat Lima Laras dikunjungi oleh 10 (sepuluh orang) yang berasal dari Johor, Malaysia. Kedatangan mereka ke istana selain untuk berziarah juga untuk meminum air sumur istana. Sebelumnya mereka juga mendengar kabar bahwa air tersebut mempunyai khasiat. Salah seorang dari mereka terkena penyakit kulit yang parah. Hampir di seluruh tubuhnya terdapat bintik-bintik merah. Setelah meminum dan memandikan air sumur istana penyakit kulit tersebut pun berangsur pulih dan kembali normal. Setelah peristiwa itu, keluarga dari Johor, Malaysia pun rutin datang berziarah ke Istana Niat Lima Laras.
Berita-berita tersebut sampai di telinga masyakarat setempat yang membuat mereka penasaran. Pada tahun 1989 seorang ibu hamil pernah sengaja datang memandikan air sumur istana karena pada saat mau melahirkan terasa sakit yang berlebihan namun bayi tak kunjung lahir. Oleh salah seorang keluarga disarankan agar memandikan air sumur istana. Ibu hamil itu dapat melahirkan dengan lebih mudah secara normal. Peristiwa ini pun semakin memviralkan nama sumur Istana Niat Lima Laras terutama dalam kurun 1985-2003 .
Meriam
Pada gerbang utama memasuki Istana Niat Lima Laras terdapat bangunan bercungkup untuk meletakkan sepasang meriam. Meriam ini digunakan pihak kedatukan untuk memanggil rakyat jika terjadi sesuatu.
0 Komentar