Istana Niat Lima Laras berada di wilayah administratif Desa Lima Laras, Kecamatan Nibung Hangus, Kabupaten Batubara, 21253. Lokasinya di jalan rakyat, persis di sebelah kanan sebelum mesjid Al Mukarram. Istana ini berada pada 03.20’410 Lintang Utara, dan 99.60’140 Bujur Timur. Wilayah pertapakan istana memiliki ukuran 102x98 meter, yang ditandai dengan batas pagar beton berteralis setinggi 1 meter.
Batas-batas Istana Niat Lima Laras sebagai berikut:
· Sebelah utara berbatasan dengan jalan rakyat
· Sebelah timur berbatasan dengan rumah warga
· Sebelah barat berbatasan dengan rumah warga
· Sebelah selatan berbatasan dengan sungai lima laras
Dalam areal tapak (blockplan), terdapat beberapa buah bangunan dengan fungsi yang berbeda-beda yakni bangunan istana yang terletak di sebelah barat, kemudian bangunan dapur yang terletak di belakang bangunan istana. Di dekat dapur terdapat sebuah struktur yang dulunya merupakan sumur, dan saat ini telah ditumbuhi oleh pohon. Selanjutnya, ada satu bangunan bekas rumah tinggal terbuat dari kayu di bagian belakang, serta bangunan rumah sederhana di bagian depan yang saat ini dihuni oleh Datuk Azminsyah. Tidak jauh dari istana, terdapat sebuah kompleks pemakaman keluarga Datuk Mat Yuda beserta dengan istri, anak-anak, dan cucunya. Sementara itu, di bagian depan terdapat sebuah bangunan kecil untuk menaruh meriam.
Bentuk dan Fungsi
Dilihat dari atas, istana lima laras terlihat menyerupai pesawat terbang yang memanjang ke belakang dan berpotongan dengan anjungan yang melintang di bagian tengah. Orientasi istana ini menghadap ke arah timur laut (NE), sementara bagian kanan mengarah ke tenggara (SE), bagian belakang mengarah ke barat daya (SW), dan bagian kiri menghadap ke barat laut (NW).
Secara keseluruhan, istana lima laras memiliki ukuran panjang bangunan utama 40 meter, lebar anjungan terpanjang 30 meter, dan tinggi maksimal 12 meter. Di bagian belakang terdapat bangunan sumur dan kamar mandi berbentuk persegi panjang berukuran 5x4 meter, serta bangunan dapur berukuran 10x12 meter yang terpisah dengan bangunan utama.
Secara fisik, Istana Niat Lima Laras memiliki bentuk yang unik. Konsep dasarnya menyerupai bangunan Melayu lain yakni rumah panggung, dengan atap berbentuk limas yang bersusun dan bertingkat. Di setiap bagian rumah terdapat ragam hias khas Melayu yang sangat kuat, seperti: ornamen lebah bergantung pada lisplank rumah, ricih wajid pada pagar, bunga melur, bunga manggis, bunga kundur, genting tak putus, semut beriring, ukiran kiambang pada kisi-kisi, bunga cina, dan sebagainya.
Bangunan utama istana niat lima laras terdiri dari tiga lantai, dengan jumlah pintu sebanyak 28 buah dan jendela sebanyak 66 pasang. Di masa lalu, lantai 1 istana diperuntukkan sebagai balai pertemuan umum, kamar mandi, serta tempat tidur para penjaga dan pekerja. Lantai 1 adalah ruang terbuka yang hanya dibatasi oleh pagar setinggi 70 cm, yang dulu sering difungsikan untuk kegiatan-kegiatan masyarakat yang berkaitan dengan adat.
Sementara itu, lantai 2 merupakan pusat aktivitas Datuk Mat Yuda beserta keluarga. Di lantai ini terdapat tiga buah serambi (teras), yakni di bagian depan dengan ukuran 6x5 meter (1) serta di anjungan sebelah kanan dan kiri masing-masing berukuran 3x4 meter (2 dan 7). Setelah serambi depan, ruang pertama yang dijumpai adalah dua selasar panjang yang kira-kira berukuran 11x3 meter (4). Di sisi kiri dan kanan selasar terdapat pintu yang terhubung dengan kamar anak-anak dan pengasuhnya (3 dan 6). Setelah selasar pertama,
Ruangan berikutnya adalah selasar kedua dengan ukuran yang sama (5), yakni 11x3 meter yang terhubung dengan kamar anak-anak dan pengasuhnya. Kamar anak-anak beserta pengasuhnya berukuran kira-kira 3x6 meter, memiliki dua buah pintu yang terhubung dengan dua selasar, serta satu buah pintu yang terhubung dengan serambi.
Setelah selasar kedua, terdapat sebuah ruang yang berukuran 6x5 meter (8). Menurut Datuk Azminsyah, ruangan ini dipergunakan sebagai ruang singgasana oleh Datuk Matyuda. Di sinilah beliau beserta para penghulu (tungkat) melakukan rapat untuk membicarakan masalah adat dan pemerintahan. Setelah ruang singgasana, terdapat ruang keluarga berukuran 6x5 meter (9). Sementara itu, di bagian belakang rumah, terdapat ruang pribadi berukuran 6x5 meter (14), yang terhubung dengan kamar-kamar istri Datuk Mat Yuda (10, 11, 12, 13) dan kamar mandi (15).
Pada lantai 3 terdapat ruangan yang luas, melintang dari arah barat laut menuju ke tenggara. Letaknya di anjungan, persis di atas selasar yang terhubung dengan kamar anak#anak dan dayang. Selain itu, terdapat dua buah kamar yang kemungkinan besar difungsikan
sebagai kamar tamu. Namun sayang, lantai tiga istana kini tidak dapat diakses karena tangganya mengalami kerusakan yang cukup parah. Beberapa sumber menyebutkan bahwa ada lantai ke 4, yang berukuran kecil dan menyerupai bentuk menara. Namun lantai ini tidak dapat diamati karena harus melalui lantai 3 untuk naik ke atas.
Lantai 1 dan lantai 2 dihubungkan oleh tangga yang berjumlah 8 buah, yakni 2 di bagian depan istana, 2 di bagian tengah (selasar yang terdapat tangga putar berputar), 1 buah di ruang pertemuan, 1 di ruang keluarga, serta 1 buah di ruang pribadi yang mengarah ke kamar mandi. Lantai 2 dan lantai 3 dihubungkan oleh tangga berputar (winding stair) berbahan kayu, dengan jumlah anak tangga sebanyak 27 buah.
0 Komentar